(Tulisan ini lanjutan dari tulisan sebelumnya :
Kami Orang Pendiam
.Dulu ditulis: September 2011 – Tulisan ditambah pada: April 2014)
Awal alasan saya menulis ini sebenarnya bukan untuk orang-orang yang (merasa) pendiam saja, melainkan lebih untuk orang lain yang tidak (merasa) pendiam. Gimana ya, saya dengar ada riset yang mengatakan, bahwa seringkali dalam survey, akan ditemukan lebih banyak orang yang mengaku pendiam padahal sebenarnya ia tidak pendiam…hehe..tapi lupa ini detilnya bagaimana.
Bagaimanapun, saya menulis ini awalnya adalah karena peristiwa ini: ada seorang remaja yang sangat pendiam, lalu saya memaksanya untuk bergabung dengan kelompok saya. Saat itu saya hanya mengatakan padanya, “ayo bergabung saja, sini loh”, dan lain-lain, dan ketika saya melihatnya berkeringat dingin, saya malah lebih ‘memprovokasi’ dia tanpa menghargai keadaan dia. Akhirnya saya gagal mengajak dia untuk bergabung, dia makin tidak nyaman, dan saya sendiri akhirnya menyesal. Sangat menyesal.
Kemudian saya juga telah melihat seorang anak lain yang pendiam, tapi dipaksa oleh orang tuanya untuk berani bermain dengan anak-anak lain, tapi karena ia tidak bisa berinteraksi dan akhirnya diabaikan oleh anak-anak lain, orang tuanya tersebut malah memarahinya! Ouch..
Saya juga pernah menyaksikan sendiri bagaimana seorang anak menangis, karena awalnya ia saat itu ketika diajak berbicara oleh gurunya, ia bicara begitu pelan dan pemalu, dan ketika teman-temannya berbicara ama dia, dia hanya menunduk dan kadang senyum. Hal ini membuat teman-temannya tersebut menganggap dia sombong dan akhirnya tidak ada yang mau mengajaknya bermain. Ia hanya menangis di pojok ruangan…ufff…
Dari kejadian-kejadian tersebut, saya teringat dengan keadaan saya sendiri di waktu lalu, bahwa saya sendiri merasa juga pendiam dulu. Dari SD hingga SMA, berdiri di depan kelas saja sudah berkeringat dan salah tingkah. Saya ingat waktu SD dulu, waktu pindah sekolah ke SD baru, selama beberapa bulan tidak berteman dengan siapa-siapa. Selalu sendiri selama beberapa bulan (saya lupa, mungkin sekitar 2 atau 3 bulan, setiap istirahat sekolah, saya hanya duduk jongkok di depan kelas sementara yang lain bermain-main di halaman sekolah), tidak pernah ada usaha untuk berteman dengan yang lain, menarik diri, sampai ada seorang teman yang mengajak saya bermain hanya berdua, dan dari situ menjadi kenal dengan yang lainnya lagi, dan yang lainnya lagi..sampai akhirnya bisa berbaur dengan teman-teman di kelas (ini mungkin bisa jadi satu cara untuk mendekati seorang pendiam. Majunya satu-satu, satu orang mendekati, lalu setelah berhasil, dua orang, lalu tiga orang, dan seterusnya. Ini berhasil padaku dulu, he he )
Sudah lulus SMA, kehidupan makin sulit, sulit untuk berbaur dengan orang baru. Berinteraksi dan berkomunikasi sangat susah. Perasaan tidak nyaman, membuat saya lebih senang sendirian daripada bersama orang lain. Jadi, saya mengalami sendiri susahnya jadi orang pendiam, tapi setelah saya berubah menjadi tidak pendiam lagi, ternyata saya telah memperlalukan orang pendiam dengan kurang tepat. Saya menyesal.
Jadi itulah alasan saya menulis ini, sebenarnya lebih ditujukan bukan untuk orang pendiam. Melainkan untuk orang lain yang menemukan seorang pendiam di sekitarnya. Jika diperhatikan lagi, poin tulisan saya di atas sebenarnya “kalau menemukan orang pendiam, hal yang mesti dilakukan adalah: tanpa menyebutnya sebagai pendiam dan melabeli dia macam-macam, seringlah mengajak orang pendiam tsb bersenang-senang. Dan ingat, semua butuh proses. Ada yang prosesnya cepat, ada yang prosesnya lebih lambat. Jadi jangan terlalu dipaksa. Kalau kita sering mengajaknya bersenang-senang, suatu saat ia pasti akan cair.” Sebenarnya itu saja.
Tapi sedikit berbeda dengan tujuan saya menulis, yang memberi respon ternyata kebanyakan orang pendiam sendiri yah.. ha ha 😀 Ya, tidak masalah. Saya senang ternyata ada banyak orang yang merespon tulisan saya. Saya berterima-kasih pada semuanya yang telah memberi komentar. Mohon maaf jika saya telah kurang baik dalam merespon komentar-komentar tersebut..mohon maaf atas kekurangan saya..
Ada pendapat di salah satu komentar, bahwa ‘pendiam hanyalah masalah cara berpikir’. Lalu ada yang bertanya, ‘pendiam, apakah karena faktor keturunan? atau genetik?’ Terus terang saya tidak tahu. Jika ada hasil riset tentang hal ini, tolong di share ke saya ya.
Bagaimanapun menurut pendapat saya saat ini, yang saya mengerti adalah bahwa manusia mempunyai berbagai macam tipe kepribadian. Dan dari berbagai macam kepribadian tersebut, tentu saja mereka mempunya perbedaan cara berpikir. Saya menganalogikan-nya seperti ini, beberapa orang ada yang tipe ES, yang lain ada yang tipe API. Lalu ada banyak tipe-tipe lain yang berada di antara tipe ES dan API.
Orang yang berada di tipe ES, dia sangat pendiam, beku, seperti ES. Sedangkan yang berada di tipe API, dia sangat supel, layaknya mempunyai energi yang membuat dia bergerak dan merambat seperti API yang bisa membakar sekitarnya. Orang bertipe ES lebih suka dan lebih nyaman menyendiri, sedangkan orang yang bertipe API, lebih senang berada bersama orang-orang lain. Dan diantaranya, ada banyak juga tipe-tipe lain yang berada di antara ES dan api. Itu pendapat saya.
Entah apa sebabnya sehingga ada perbedaan tersebut, apakah genetika, apakah lingkungan, ataukah hanya masalah cara berpikir, saya tidak tahu. Yang jelas, kenyataannya ada berbagai macam tipe, dan yang menurut saya lebih penting adalah bagaimana mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing tipe tersebut. Kebetulan pada saat ini yang dibahas adalah permasalah bagi tipe ES (atau yang mendekati ES). Bagaimana cara mengatasinya, itu yang menurut saya lebih menarik.
Bagaimana mengatasi supaya bisa bergaul dengan yang lain? Supaya seperti yang lain? Supaya tidak minder? Supaya makin percaya diri? Untuk bisa seperti orang lain dalam arti dari manusia bertipe es menjadi bertipe api, kayaknya susah. Tapi bagaimana mengatasi permasalahan menjadi manusia bertipe ES? Ini akan saya tulis tips-tips versi saya (hehe..ngasih versi sendiri). Saya tidak menganggap bahwa diri saya ini percaya diri seratus persen, atau gampang bergaul, atau sekarang telah menjadi tipe API sejati. Tidak sama sekali. Jujur saya masih kesulitan dalam beberapa hal berkaitan dengan interaksi dan komunikasi. Saya lebih nyaman sendiri daripada berkumpul dengan orang-orang. Tapi saya berharap ini bisa membantu bagi yang membutuhkan tips-tips untuk mengatasi permasalahannya. Mudah-mudahan tips dari orang yang gak penting ini bisa diterima, dan mungkin bisa memunculkan tips2 lain yang lebih jitu.
Tapi sebelumnya, saya akan meneruskan kisah saya di atas, supaya ada pemahaman menyeluruh kenapa akhirnya saya mempunyai cara pandang seperti ini.
Dulu, saya beruntung punya seorang kenalan, yang akhirnya mengajak saya untuk ikut pelatihan presentasi. Di pelatihan tersebut, walaupun hanya beberapa pertemuan, tapi bagi saya seperti di neraka. Bayangkan, disuruh presentasi di depan kelas, apalagi bertemu dengan anggota pelatihan yang lain, yang ternyata tidak semua menyukai saya. Saya telah diketawai dengan cara yang benar-benar tidak mengenakkan, bahkan di depan orang-orang lain. Tapi saya hanya diam. Dan setiap pulang saya merasa lega bisa sendiri lagi.
Benar-benar seperti di neraka, tapi mengapa saya bilang saya beruntung? Iya, karena setelah itu saya juga mendapat pandangan baru. Pelatih di pelatihan tersebut mendatangi dan berbicara dengan saya secara pribadi, sesaat setelah saya selesai presentasi dan diketawai oleh banyak orang karena suara gemetar saya saat presentasi, karena kesalahan berbicara, ditambah melakukan kesalahan yang berulang-ulang saat presentasi (waktu itu belum ada komputer dan powerpoint, jadi lebih mudah melakukan kesalahan daripada jika memakai komputer. Tahu kan alat OHP? Jika salah menaruh plastik, tulisan yang tampak akan terbalik-balik) …Begitu memalukan..dan saya diketawain banyak peserta pelatihan…bahkan beberapa peserta yang dari awal melihat sinis kepada saya (beberapa dari peserta pelatihan sudah kenal saya sebelumnya) tertawa dengan cara yang jelas-jelas mengejek saya.
Saat itu saya benar-benar tertunduk, harga diri jatuh, tak bisa berbuat apa-apa..dan ingin…ah..tak tahulah…yang jelas pelatih pelatihan tersebut setelah itu bicara secara pribadi pada saya. Beliau menguatkan saya. Terus terang saya lupa bagaimana tepatnya beliau berkata, tapi yang saya masih ingat walau sedikit dari perkataan pelatih pelatihan tersebut kepada saya adalah… ‘tidak apa-apa…’.
Jadi, ini tips PERTAMA versi saya. Ini kata sederhana, tapi penting. “Tidak apa-apa..”. Teman-teman, tidak apa-apa menjadi orang bertipe ES. Tenang saja…Jangan hukum diri kalian, jangan merasa bersalah, jangan menganggap diri kita tidak beruntung. Jangan anggap diri kita tidak berharga. Jangan menganggap diri kita kurang ini kurang itu. Terimalah diri kita apa adanya, memang kita tidak sempurna, dan memangnya di dunia ini apakah ada orang yang sempurna? Tidak ada! Semua orang tidak sempurna, semuanya mempunyai kelemahan masing-masing. Semua orang tidak sempurna, termasuk diri kita sendiri. Jadi terima saja dulu. Tidak apa-apa kok!
Tapi ingat, di balik ketidaksempurnaan kita, kita pasti mempunyai kelebihan kok…yakin lah..ada loh buku-buku yang mengulas kehebatan orang introvert. Tapi sayangnya sejauh ini yang kutemukan cuma buku berbahasa Inggris.
Orang lain ‘menghukum’ kita?
Sekali lagi ‘tenang’, tidak apa-apa kok. Kalau orang lain ‘menghukum’ kita, itu urusan mereka, abaikan saja. Yang penting jangan sampai kita menghukum diri kita sendiri hanya karena orang lain. Sekali lagi, ‘tidak apa-apa kok..’.
Selalu katakan ini kepada diri kita sendiri, jika kita (terpaksa maupun tidak terpaksa) harus berhadapan dengan orang lain, atau harus berada di antara orang-orang lain, dan kita merasa tidak nyaman, katakan: ‘tidak apa-apa’. Tetaplah berusaha tenang. Jika dalam pikiran ada rasa kawatir, katakan, ‘tidak apa-apa kok’. Jika merasa takut nanti dilihatin orang, katakan, ‘tidak apa-apa’. Jangan fokus pada hal yang membuatmu tidak nyaman. Tanyakan ke diri sendiri, kenapa ini tidak nyaman? Oh, mungkin karena ini atau itu..oh..tidak apa-apa kok. Atau mungkin kita tidak tahu kenapa kok merasa tidak nyaman..ya udah..tidak apa-apa kok. Lebih baik fokuskan diri pada hal yang bisa membuat nyaman…kalau saya, jika harus berada di pertemuan keluarga (yang menurut saya menyebalkan tapi saya harus tetap menghadirinya), saya akan fokus pada makanan apa yang tersedia di situ, ada yang enak gak ya..ah..ada..ayo kita ambil, dan nikmati aja makanan yang ada..asal gak mengganggu, tetap sopan, atau gak ‘nyenggol’ orang lain..tidak apa-apa kok… Intinya, alihkan dari pikiran-pikiran tidak nyaman..selalu bilang..’tidak apa-apa kok..’
Saya akan lanjutkan kisah saya…
Setelah saya selesai mengikuti pelatihan presentasi, saya berusaha untuk mengikuti kursus bahasa Inggris, saya mencari yang penekanan utama dari kursus tersebut adalah ‘conversation’. Ini saya lakukan berdasarkan saran dari pelatih presentasi tersebut yang mengatakan bahwa bahasa Inggris itu sangat penting. Saya kira tak perlu dijelaskan panjang lebar kenapa bahasa Inggris itu penting, pasti semua sudah tahu. Tapi lama-lama akhirnya saya menemukan, ketika kita belajar ‘conversation’, di situ kita tidak hanya belajar bahasa Inggris, tapi juga belajar berkomunikasi! Coba pikirkan, apakah akan ada hukuman ketika saat belajar ‘conversation’, kita tak bisa berkata apa-apa, bicara terbata-bata, terus gak tau mau ngomong apa? Tidak ada! Semua orang memakluminya. Kan kita sedang belajar.. Ha ha ha..Jadi yang tidak pendiam pun akan kesulitan berbicara karena masih belajar bahasa Inggris. Sama dengan yang pendiam toh? (tidak sama banget sih, tapi ya ada kesamaannya lah..he he he). Tapi kita mesti tetap ngomong walaupun salah-salah kan? Kita dibimbing oleh pengajar bahasa Inggrisnya, sehingga kita pelan-pelan bisa memperbaiki cara bicara kita. Di situlah kita bisa mengalami proses. Proses untuk keluar dari kondisi ES yang tidak nyaman, bisa dilakukan di sini.
Kebetulan di kursus bahasa Inggris yang saya ikuti tersebut, ada klub bahasa Inggris juga. Saya beranikan diri untuk mengikuti klub tersebut. Ternyata ini lebih baik lagi untuk membantu saya lebih bertumbuh, untuk bisa keluar dari kondisi ES saya. Karena saya menemukan teman-teman yang sangat ‘fun’ (‘menyenangkan’), sangat non-formal (kayaknya orang pendiam gak senang hal-hal yang formal-formal ya, atau hanya aku saja?), yang memberi kita kesempatan untuk ngomong apapun walaupun salah, yang memberi kita kesempatan untuk berkomunikasi dengan yang lain, membicarakan hal-hal yang bahkan gak penting untuk dibicarakan (karena yang penting kan melatih bahasa Inggris)…tapi tak masalah, karena saya yakin, ini yang membuat lebih mudah untuk berproses supaya keluar dari kondisi ES yang tidak nyaman.. yah, dengan latihan berkomunikasi dengan orang lain.
Bahkan di klub ini ada kesempatan bagi saya untuk ‘presentasi’ dalam bahasa Inggris. Tidak apa-apa salah, semua memakluminya. Saya masih ingat, waktu itu ulang tahun klub bahasa Inggris, dan kami mengadakan pesta ulang tahun. Lalu saya beranikan diri, menawarkan diri saya sendiri untuk memberikan semacam kata sambutan. Dan ketika saya berbicara, beberapa detik kemudian akhirnya banyak dari mereka yang tidak mendengarkan. Semua pada ngomong sendiri-sendiri. Saya tahu, pidato saya kurang menarik. Tapi masa bodoh, saya teruskan saja. Saya bilang pada diri sendiri, “tidak apa-apa”. Saya tahu bahwa ini cara saya untuk melatih diri saya sendiri. Jadi yang penting saya melatih diri. Tidak masalah kalau sekarang tidak didengarkan. Pokoknya saya tahu bahwa saya dikasih waktu tidak lebih dari 7 menit. Setelah 7 menit, saya memberi salam penutup. Dan apa yang terjadi. Setelah itu pemimpin klub berkata, “Wow very good, give applause!!!” Dan semua pada bertepuk tangan dengan meriah… Horee…semua bertepuk tangan ke saya…it feels amazing right?! Ha ha ha…Walaupun mungkin mereka bertepuk tangan karena merasa lega dengan selesainya sambutan yang kurang menarik dari saya..ha ha ha!
Yang jelas, akhirnya makin lama berada di klub bahasa Inggris, kepercayaan diri saya makin bertambah..saya tidak mengatakan ini berlangsung dengan cepat. Saya membutuhkan waktu beberapa tahun kok.. Di dalam klub ini, ketidaksempurnaan benar-benar ditolerir. Tidak masalah kamu salah-salah, yang penting bukan salah atau benar, tapi kita tetap berusaha belajar dan belajar.
Jadi, ini tips yang KEDUA, “MULAILAH BERPROSES”. Kita harus selalu ingat akan hal ini…tidak apa-apa diri kita sekarang kurang sempurna, benar-benar tidak apa-apa..yang penting adalah kita sedang berproses untuk memperbaikinya. Yang penting kita sedang berproses untuk menjadi lebih baik versi kita sendiri. Dengan selalu mengaku bahwa diri kita sedang berproses, itu lebih baik di mata orang lain, orang lain akan menganggap bahwa kita sedang belajar, sehingga memaklumi kekurangan kita. Kita pun mesti memaklumi kekurangan diri sendiri.
Sudah tahu apa arti ‘Spotlight Effect’?
Spotlight Effect itu kurang lebih seperti ini: kita akan lebih memikirkan bagaimana orang lain memandang atau memikirkan kesalahan kita saat kita bertindak atau berkata, padahal orang lain tidak begitu memperhatikannya. Atau lebih singkatnya, Spotlight Effect adalah ‘kecenderungan utk melebih-lebihkan penilaian org lain thdp perilaku/penampilan diri sendiri.’
Tidak hanya untuk orang pendiam, bahkan orang-orang yang sebenarnya tidak pendiam pun, jika dikomentari oleh orang-orang, akan merasa risih bahkan hilang kepercayaan diri. Tapi selalu ingatlah, bahwa bisa jadi mereka tidak berpikiran seperti itu. Bisa jadi itu adalah akibat dari spotlight effect saja, yaitu kita yang melebih-lebihkan penilaian orang lain saja..
Jadi, kalau ada pikiran..wah, jangan-jangan mereka berpikir saya orangnya pendiam…atau..wah, jangan-jangan mereka berpikir saya orangnya pemalu..atau..wah, jangan-jangan mereka berpikir saya kurang ini atau kurang itu..semua pikiran ini membuat diri kita jadi makin menyusut dan ingin melarikan diri. Ingatlah selalu, bahwa itu semua adalah ‘spotlight effect’. Itu adalah pikiran kita sendiri. Orang-orang tidak berpikiran seperti itu kok. Bahkan, sebenarnya orang-orang disekitar kita itu mendukung kita, cuman seringkali tidak tahu cara yang tepat untuk mendukung kita, sehingga salah dalam bertindak. Jadi lebih baik berpikiran yang positif saja. Ini tips yang ketiga, “tidak berpikiran buruk akan pendapat orang-orang terhadap diri kita”, sebaliknya, BERPIKIR POSITIF SAJA, dan INGAT AKAN SPOTLIGHT EFFECT.”
Apalagi jika saat sedang bersama suatu kelompok, kita yang cuma diam terus dibilangin “kamu kok pendiam seh?”, atau “Kamu ini diam melulu”, atau “Jangan diam aja dong! Ngomong dong!”, apalagi sampai ada yang bilang, “Lu punya mulut kagak? Diam aja dari tadi!” (Kasar banget yah, he he he.. )
Kalau menemui situasi seperti di atas, ada kecenderungan kita akan ‘makin menyusut’ atau malah ‘menyerang balik’. Ini yang harus dihindari. Lebih baik ikuti tips2 dari web ini: http://www.succeedsocially.com/youresoquiet
Kurang lebih web di atas isinya seperti ini: bilang aja dengan kata-kata seperti di bawah ini (Ingat, jangan ada nada menyerang atau kehilangan percaya diri):
“Yak, memang” (sambil senyum)
“Aku tadi mendengarkan kok, menarik tampaknya” (sambil senyum manis, dan menunjukkan keantusiasan mendengarkan)
“Aduh, aku gak begitu ngerti topiknya nih, jadi ndengerin aja sekarang”
” Yaaa…. (Gak bilang apa-apa, hanya menaikkan pundak atau mengangguk)”
“Gak ada apa-apa kok/tenang saja” (kalau mereka nanya apakah kita sakit atau ada yang salah).
“Ha ha ha, jangan kawatir, tidak semua orang harus ngomong terus sepanjang waktu kan?”
Jadi ini tips keempat, jika kita berada dalam situasi berada dalam sebuah grup, lalu ada orang yang berkomentar bahwa kita diam, BERIKAN RESPON YANG TIDAK MENYERANG ORANG LAIN, ATAU MENGHILANGKAN KEPERCAYAAN DIRI KITA SENDIRI. Perlu diingat, inti dari cara ini adalah tidak melekatkan pernyataan mereka tentang diri kita, tapi secara halus membuat mereka beralih, tidak lagi membicarakan tentang diri kita.
Tips kelima adalah, ingatlah bahwa KITA BUTUH WAKTU. Adalah hal yang normal, ketika harus bertemu dengan orang-orang baru, kita jadi pendiam. Bahkan yang biasanya bertipe api pun akan jadi pendiam. Apalagi yang memang pada dasarnya bertipe es, atau pemalu. Jadi, kalau kita gak bisa ngomong, ya udah senyum saja. Beri respon sewajarnya seperti ‘hmmm..’ atau ‘oooh’ ketika mereka berbicara. Atau beri pertanyaan. Itu lebih baik. Menunjukkan bahwa mereka dihargai saat ngomong.
Demikian tips-tips dari saya. Oh ya, untuk diingat. Tips-tips tersebut bukan membuat orang yang bertipe es menjadi bertipe api. Ini hanya untuk membuat diri kita sebagai orang bertipe es menjadi lebih nyaman aja ketika harus bersosialisasi. Tidak apa-apa menjadi orang bertipe es, ingat tips pertama. Bahkan banyak yang bilang, orang introvert itu mempunyai kelebihan yang orang ekstrovert tidak punya.
Demikian. Jika mungkin ada yang kurang, silakan diberi komentar, atau tambahan.
Jika belum puas, ada tips-tips selanjutnya, di web ini nih, semoga bisa jadi tambahan yang baik buat kita: http://www.streetdirectory.com/travel_guide/33227/self_improvement_and_motivation/conversation_tips_for_shy_people.html
Untuk mengenal lebih tahu tentang orang bertipe es (introvert), bisa baca di sini:
http://avorodisa.hubpages.com/hub/How-to-Handle-Introversion-in-the-World-of-Extraverts
Tulisan ini lanjutan dari tulisan sebelumnya:
Kami Orang Pendiam
Komentar Terbaru